Indonesia
sudah sangat akrab dengan globalisasi dan era modern. Teknologi canggih mulai
banyak digunakan seluruh lapisan masyarakat . Taraf kemajuan ekonomi yang
meningkat selaras dengan kemiskinan yang menurun ingga 14% . Perbaikan kualitas
pendidikan juga memperlihatkan hasil yang signifikan perkembangannya dibanding
tahun lalu. Tentulah pencapaian ini merupakan suatu kebangaan tersendiri bagi
bangsa Indonesia.
Namun pada
ulang tahunnya yang ke-68 tahun, nyatanya Indonesia masih menyisakan
permasalahan yang cukup fundamental. Masalah hasil limbah manusia atau sampah
tentu saja hal yang tidak asing lagi. Meski sepele, tetapi hal ini bia merusak
citra sebuah negara di mata dunia.
Sungai
ciliwung. Sungai inti DKI Jakarta ini memiliki banyak anak sungai yang mengalir
hampir ke seluruh kota. Sungai yang bersih saat itu dan bisa di bilang menjadi
tempat mata pencaharian warga sekitar. Sayangnya, sungai seperti itu bukan lagi
predikat bagi ciliwung. Sampah menumpuk di beberapa sisinya dan nyaris
menggunung. Airnya sangat keruh kecoklatan, sama sekali tak enak dipandang.
Banyak orang yang membuang hasil limbahnya ke sungai itu.
Seharusnya ,
perilaku seperti itiu sudah coba di hentikan pemerintah . berbagai sosialisasi
dilakukan mengenai pentingnya kebersihan sungai. Tapi mereka bergeming dengan
tetap tinggal di bantaran sungai. Kurang pedulinya masyarakat pada sampah,
terlalu malas mengelolanya sendiri dan tidak adanya kesadaran dari dalam diri
sendiri bisa di pastikan salah satu faktor utama gagalnya penanganan sampah.
Pemerintah juga malah ikut merecoki dengan indikasi korupsi pada pengarahan
sungai ciliwung. Seperti yang pernah diungkap kan gubernur DKI Jakarta , Joko
Widodo secara tidak langsung menjadi korupsi itu.
Jika
masyarakat termasuk pemerintah mau benar-benar serius mengatasi masalah ini,
sebenarnya cukup mudah. Mulailah untuk menghargai para pasukan kuning dan bantu
ereka untuk memisahkan sampah sesuai jenisnya, dengan begitu penanganan atau
pengelolaan lebih lanjut, prosesnya akan lebih mudah. Tentu saja mendaur ulang
sampah adalah secara efektif lainnya, tapi coba buatlah sebuah kreasi yang
menghasilkan dan bisa dijual. Daur ulang tanpa penangan yang tepat justru akan
lebih menyulitkan. Pemerintah dapat memfasilitasi dengan adanya mentor-mentor
khususm fasilitas dan petugas yang memadai. Juga sosialisasi yang lebih efektif
ke masyarakat. Bahkan jika perlu dan memungkinkan, perlu dibentuk divii khusus semacam
kementrian untuk mengatasi sampah.
Sekitar 6,4
juta ton sampah masuk ke laut setiap tahunnya dari seluruh negara di dunia
termasuk indonesia dan 80% sampah plastiknya menyebabkan 1 juta binatang laut
mati karenanya . Sebelum terlambat , mari kita wujudkan 68 tahun Indonesia yang
bersih dari sampah dan sadar akan kebersihan dan kesehatan. Karena sampah bikan
sesuatu yang harus kita takuti dan hindari , tapi sesuatu yang harus kita
hadapi dan tangani sesegera mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar